Senin, 11 November 2013

PENJADWALAN JANGKA PENDEK


Kepentingan Strategis Penjadwalan Jangka Pendek
Kepentingan strategis penjadwalan adalah
  1. Penjadwalan yang efektif berarti pergerakan barang dan jasa pada sebuah fasilitas menjadi lebuh cepat. Ini juga berarti perusahaan menggunakan asset secara lebih efektif sehingga menciptakan kapasitas yang lebih besar untuk setiap dolar yang ditanamkan, yang selanjutnya menghasilkan biaya yang lebih rendah.
  2. Kapasitas tambahan, pergerakan yang lebih cepat, dan fleksibilitaas terkait menghasilkan pengiriman yang lebih cepat sehingga memberikan pelayanan pelanggan yang lbih baik.
  3. Penjadwalan yang baik juga berperan pada komitmen yang realistis sehingga menghasilkan pengiriman yang dapat diandalkan.
Penjadwalan jangka pendek menerjemahkan keputusan kapasitas, perencanaan agregat (jangka menengah) serta jadwal induk ke dalam urutan pekerjaan dan penugasan tertentu atas keryawan, material, dan permesinan. Isu penjadwalan barang dan jasa dalam jangka pendek yaitu memenuhi permintaan karyawan dan peralatan tertentu dalam basis harian atau jam.
Tujuan penjadwalan adalah mengalokasikan dan memprioritaaskan permintaanyang dihasilkan oleh perkiraan atau pesanan pelanggan pada fasilitas yang ada. Dua factor penting dalam melakukan alokasi dan prioritas ini adalah (1) jenis penjadwalan, maju atau mundur, dan (2) kriteria prioritas.
Penjadwalan Maju Dan Mundur
Penjadwalan mencakup penugasan batas waktu pada pekerjaan tertentu, tetapi banyak pekerjaan yang bersaing secara bersamaan dengan menggunakan sumber daya yang sama. Untuk membantu mengatasi berbagai kesulitan dalam penjadwalan, teknik penjadwalan dapat digolongkan sebagai (1) penjadwalan maju dan (2) penjadwalan mundur.
  1. Penjadwalan Maju
Penjadwalan mauju (forward scheduling) memulai jadwal persyaratan setelah suatu pekerjaan diketahui. Penjadwalan maju digunakan dalan berbagai organisasi, seperti rumah sakit, klinik, rumah makan mewah, dan produsen peralatan mesin.dalam fasilitas ini, pekerjaan dilakukan sesuai dengan pesanan pelanggan, dan  biasanya minta dikirim sesegera mungkin. Penjadwalan maju umumnya dirancang untuk menghasilkan sebuah jadwal yang dapat dipenuhi, sekalipun hal ini berarti batas waktunya tidak dapat dipenuhi. Dalam banyak kejadian, penjadwalan maju menyebabkan penumpukan barang setengah jadi.
  1. Penjadwalan Mundur
Penjadwalan mundur (backward scheduling) dimulai dari batas waktu, dan menjadwalkan operasi yang terakhir terlebih dahulu. Kemudian, urutan pekerjaan dijadwalkan satu demi satu dalam susunan terbalik. Dengan mengurangi waktu tunggu (lead time) untuk setiap barang, diperoleh waktu mulai. Bagaimana pun juga, sumber daya yang diperlukan untuk mrmrnuhi jadwal mungkin tidak ada. Penjadwalan mundur digunakan dalam banyak lingkungan manufaktur, seperti hal nya dalam lingkungan jasa yang menyajikan sebuah perjamuan atau penjadwalan operasi pembedahan. Dalam praktiknya, suatu kombinasi dari penjadwalan maju dan mundur sering digunakan untuk menemukan titik temu antara yang dapat dipenuh dan batas waktu pelanggan.

KRITERIA PENJADWALAN
Teknik penjadwalan yang benar bergantung pada volume pesanan, sifat alami operasi, dan kompleksitas pekerjaan secara keseluruhan, serta kepentingan dari keempat kriteria. Berikut keempat kriteria tersebut.
  1. Meminimalkan waktu penyelesaian. Kriteria ini dievaluasi dengan menentukan waktu penyelesaian rata-rata untuk setiap pekerjaan.
  2. Memaksimalkan utilisasi. Kriteria ini dievaluasi dengan menghitung persentase waktu suatu fasilitas digunakan.
  3. Meminimalkan waktu persediaan barang setengah jadi ( work in process – WIP ). Kriteria ini dievaluasi dengan menentukan jumlah pekerjaan rata-rata dalam sistem. Hubungan antara banyaknya pekerjaan dalam sistem dan persediaan WIP akan tinggi. Oleh karena itu, jika terdapat lebih sedikit pekerjaan dalam sistem, maka persediaan yang ada lebih rendah.
  4. Meminimalkan waktu tunggu pelanggan. Kriteria ini dievaluasi dengan menentukan jumlah keterlambatan rata-rata.
Keempat kriteria di atas digunakan dalam bab ini; sebagaimana dalam industri, untuk mengevaluasi kinerja penjadwalan. Selain itu, pendekatan penjadwalan yang baik harus sederhana, jelas, mudah dipahami, mudah dilakukan, fleksibel, dan realistis.
Proses berbeda membutuhkan pendekatan penjadwalan yang berbeda :
Fasilitas yang terfokus pada proses (bengkel kerja)
Fokus penjadwalan adalah menghasilkan sebuah penjadwalan maju yang awalnya dicapai dengan batas waktu MRP dan diperbaiki dengan teknik penjadwalan kapasitas terbatas yang dibahas pada bab ini. Fsilitas ini meliputi sebagian besar produksi dunia. Contohnya adalah pengecoran logam, perusahaan mesin, lemari kabinet, percetakan, sejumlah restoran, dan industri pakaian.
Sel kerja ( work cell – terfokus pada fasilitas yang mengelola serangkaian komponen yang serupa )
Fokus penjadwalan adalah menghasilkan sebuah penjadwalan maju. MRP menghasilkan batas waktu, dan penjadwalan/pengiriman perincian selanjutnya dibuat pada sel kerja dengan aturan kanban dan prioritas. Contohnya adalah sel kerja pada perusahaan manufaktur ambulans Wheeled Coach, pembuat mesin pesawat Standard Aero, dan pembuat kartu ucapan Hallmark.
Fasilitas berulang (lini perakitan)
Fokus penjadwalannya adalah menghasilkan penjadwalan maju yang dicapai dengan menyeimbangkan lini dengan teknik lini perakitan traditional. Teknik tarikan, seperti JIT dan kanban, memberikan isyarat agar komponen dijadwalkan untuk menunjang lini perakitan. Fasilitas berulang mencakup lini perakitan bagi ragam produk yang luas dari mobil hingga peralatan rumah tangga dan komputer. Masalah penjadwalan ini merupakan tantangan, tetapi biasanya terjadi hanya pada proses yang beru atau ketika terjadi perubahan produk atau model.
Fasilitas yang terfokus pada produk (terus-menerus)
Fasilitas ini menghasilkan produk dengan jumlah sangat besar dan ragam yang terbatas, seperti kertas pada mesin besar di International Paper, bir pada tempat pembuatan bir Di Anheuser-Busch, atau baja gulungan di pabrik Nucor. Penjadwalan menghasilkan sebuah penjadwalan maju yang dapat memenuhi permintaan konstan yang layak dengan kapasitas tetap yang ada. Kapasitas di sejumlah fasilitas biasanya dibatasi oleh investasi modal jangka panjang. Kapasitas fasilitas ini biasanya diketahui, sekaligus waktu penyetelan dan waktu operasi untuk produk dengan jangkauan tebatas. Hal ini menyebabkan penjadwalan lebih mudah dilakukan.
Penjadwalan Pusat Kerja Yang Terfokus Pada Proses
Fasilitas yang terfokus pada proses (fasilitas intermitten atau bengkel kerja) merupakan sistem dengan variasi tinggi atau volume rendah yang biasanya dijumpai ada organisasi manufaktur dan jasa. Untuk menjalankan sebuah fasilitas secara seimbang dan efisien, manajer memerlukan sebuah sistem perencanaan dan pengendalian produksi.
Sistem tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Menjadwalkan pesanan yang datang tanpa melampaui keterbatasn kapasitas pusat kerja masing-masing.
  2. Memeriksa ketersediaan peralatan dan bahan sebelum mengeluarkan pesanan ke suatU
departemen.
  1. Menentukan batas waktu untuk setiap pekerjaan dan memeriksa kemajuan pekerjaan terhadap batas waktu dan waktu tunggu dari pemesanan.
  2. Memeriksa bahan setengah jadi selagi pekerjaan dilakukan.
  3. Memberikan umpan balik pada aktivitas pabrik dan produksi.
  4. Memberikan statistik efisien pekerjaan dan mengawasi operator untuk kepentingan analisis pengupahan dan distribusi tenaga kerja.
Pembebanan Pekerjaan
Pembebanan (loading) berarti penugasan pekerjaan pada pusat kerja atau pusat pemrosesan. Para manager operasi menugaskan pekerjaan pada pusat kerja sedemikian hingga biaya, waktu luang atau waktu penyelesaian dijaga tetap minimal. Pusat kerja dapat berupa dua bentuk. Pertama, berorientasi pada kapasitas; kedua, berkaitan dengan penugasan pekerjaan tertentu bagi pusat-pusat kerja.
Pertama, pembebanan akan diuji dari segi kapasitas melalui sebuah teknik yang dikenal sebagai pengendalian input-output. Kemudian akan disajikan dua pendekatan yang digunakaan dalam pembebanan : diagram Gantt dan metode penugasan pemrograman linier.
Pengendalian Input-Output
Pengendalian input-output adalah sebuah teknik yang membuat karyawan operasi dapat mengelola aliran fasilitas kerja. Jika pekerjaan tiba lebih cepat daripada yang sedang diproses, maka fasilitas tersebut dibebani secara berlebihan dan terjadi backlog. Pembebanan yang berlebihan menyebabkan kepadatan dalam fasilitas yang mengakibatkan timbulnya masalah inefisiensi dan kualitas. Jika pekerjaan tiba lebih lambat daripada yang sedang diproses, fasilitasyang kurang terbebani menghasilkan kapasitas yang kosong dan pemborosan sumber daya.
Pengendalian input-output dapat dilakukan dengan sebuah sistem kartu ConWIP yang mengendalikan jumlah pekerja dalam suatu pusat kerja. ConWIP adalah singkatan untuk constan work in process. Kartu ConWIP berjalan bersama suatu pekerjaan melalui pusat kerja. Ketika pekerjaan selesai, kartu dikeluarkan dan dikembalikan ke stasiun kerja awal, mengotorisasi masuknya batch baru ke dalam pusat kerja. Secara efektif, kartu ConWIP membatasi jumlah kerja dalam pusat kerja, mengendalikan waktu tunggu dan memantau backlog.
Pilihan yang tersedia bagi karyawan bagian operasi untuk mengatur aliran fasilitas kerja mencakup:
  1. Memperbaiki kinerja
  2. Meningkatkan kapasitas
  3. Meningkatkan atau mengurangi input pada pusat kerja dengan cara (a) mengalihkan pekerjaan ke atau dari pusat kerja lainnya, (b) meningkatkan atau mengurangi subkontrak, (c) memproduksi lebih sedikit atau lebih banyak.
Memproduksi lebih sedikit bukanlah solusi yang disenangi para manager tetapi keuntungan yang didapatkan sangat berarti. pertama, tingkat pelayanan pelanggan bisa meningkat karena barang dapat diproduksi tepat waktu. Kedua, efisiensi dapat benar-benar meningkat karena terdapat lebih sedikit WIP yang bertebaran dalam pusat kerja yang menambahkan biaya rutin. Ketiga, kualitas dapat meningkat karena lebih sedikit WIP berarti lebih sedikit permalahan yang tersembunyi.
Diagram Gantt
Diagram Gantt (Gantt chart) merupakan alat peraga visual yang bermanfaat dalam pembebanan dan penjadwalan. Nama diagram tersebut berasal dari Henry Gantt, yang ditemukan pada akhir tahun 1800-an. Diagram Gantt menunjukkan penggunaan sumber daya, seperti pusat kerja dan tenaga kerja.
Ketika digunakan dalam pembebanan, diagram Gantt menunjukkan pembebanan dan waktu luang pada beberapa departemen, mesin atau fasilitas. Diagram Gantt menunjukkan beban kerja dalam sistem sedemikian rupa sehingga manager mengetahui penyesuaian yang tepat. Sebagai contoh, ketika sebuah pusat kerja dibebani secara berlebihan maka karyawan dari pusat kerja yang memiliki beban rendah dapat dipindahkan sementara agar dapat meningkatkan jumlah tenaga kerja.
Metode Penugasan
Metode Penugasan (assigment method) mencakup proses pelimpahan tugas atau pekerjaan pada sumber daya. Contohnya adalah penugasan pekerjaan pada mesin, kontrak pada pemberi penawaran, karyawan pada proyek, dan karyawan pemasaran pada wilayah tertentu. Metode penugasan ini paling sering bertujuan meminimalkan biaya total atau waktu yang diperlukan untuk melaksanakan tugas yang ada. Satu karakteristik permasalahan penugasan yang penting adalah hanya ada satu pekerjaan yang ditugaskan untuk satu mesin.
Pengurutan Pekerjaan
Penjadwalan memberikan dasar untuk membebankan pekerjaan pada pusat kerja. Pembebanan adalah sebuah teknik pengendalian kapasitas yang menyoroti masalah pemberian beban yang terlalu berat dan ringan.Pengurutan ( sequencing – disebut pembagian tugas atau dispatching ) menentukan urutan pekerjaan yang harus dilakukan pada setiap pusat kerja.
Aturan Prioritas untuk Membagikan Tugas
Aturan prioritas ( priority rule ) memberikan panduan untuk mengurutkan pekerjaan yang harus dilakukan. Aturan ini terutama diterapkan untuk aturan fasilitas yang terfokus pada proses, seperti klinik, percetakan, dan bengkel kerja. Beberapa aturan prioritas yang paling terkenal akan dibahas. Aturan prioritas mencoba untuk meminimalkan waktu penyelesaian, jumlah pekerjaan dalam sistem, dan keterlambatan pekerjaan seraya memaksimalkan penggunaan fasilitas.
Berikut aturan prioritas yang paling populer.
  • FCFS ( first come, first served ): yang pertama datang, yang pertama dilayani. Pekerjaan pertama yang datang di sebuah pusat kerja diproses terlebih dahulu.
  • SPT ( shortest processing time ): waktu pemrosesan terpendek. Pekerjaan yang memiliki waktu pemrosesan terpendek ditangani dan diselesaikan terlebih dahulu.
  • EDD ( earliest due date ): batas waktu paling awal. Pekerjaan dengan batas waktu yang paling awal dikerjakan terlebih dahulu.
  • LPT ( longest processing time ): waktu pemrosesan terpanjang. Pekerjaan yang memiliki waktu pemrosesan lebih panjang, lebih besar biasanya sangat penting dan diutamakan terlebih dahulu.
Tidak ada satu pun aturan pengurutan yang unggul dalam semua kriteria. Pengalaman menunjukkan hal berikut.
  1. SPT biasanya merupakan teknik terbaik untuk meminimalkan aliran pekerjaan dan meminimalkan jumlah pekerjaan rata-rata dalam sistem. Kelemahan utamanya adalah pekerjaan yang memiliki waktu pemrosesan panjang dapat tidak dikerjakan secara terus menerus, karena pekerjaan yang memiliki waktu pemrosesan pendek selalu didahulukan. Pelanggan dapat melihat hal ini secara samar, dan penyesuaian berkalal untuk pekerjaan yang panjang harus dilakukan.
  2. FCFS tidak menghasilkan kinerja yang baik pada hampir semua kriteria ( tetapi juga tidak begitu buruk ). Bagaimanapun, FCFS memiliki kelebihan karena terlihat adil oleh pelanggan; suatu hal yang sangat penting dalam sistem jasa.
  3. EDD meminimalkan keterlambatan maksimal yang mungkin perlu untuk pekerjaan yang memiliki penalti setelah tanggal tertentu. Secara umum, EDD bekerja baik ketika keterlambatan menjadi sebuah isu.

Rasio Kritis
Jenis aturan pengurutan yang lain adalah rasio kritis. Rasio Kritis (critical ratio-CR) merupakan sebuah angka indeks yang dihitung dengan membagi waktu yang tersisa hingga batas waktu pekerjaan dengan waktu pekerjaan yang tersisa. Berlawanan dengan aturan prioritas, rasio kritis sangat dinamis dan mudah diperbarui. CR cenderung memiliki kinerja yang lebih baik daripada FCFS, SPT, EDD atau LPT pada kriteria keterlambatan pekerjaan rata-rata.
Rasio kritis memberikan prioritas pada pekerjaan yang harus dilakukan agar tetap menepati jadwal. Sebuah pekerjaan dengan rasio kritis yang rendah ( kurang dari 1,0 ) berarti telambat dari jadwal. Jika CR tepat 1,0; berarti pekerjaan sesuai dengan jadwal. CR yang lebih besar dari 1,0 berarti pekerjaannya mendahului jadwal dan punya waktu luang.
Rumus rasio kritis adalah
Pada kebanyakan sistem penjadwalan produksi, aturan CR membantu melaksanakan hal berikut.
  1. Menentukan status pekerjaan tertentu
  2. Menerapkan prioritas relatif di antara pekerjaan dengan dasar kesamaan.
  3. Menghubungkan persediaan dan pekerjaan berdasarkan pesanan dengan dasar kesamaan.
  4. Menyesuaikan prioritas (dan memperbaiki jadwal) secara otomatis terhadap adanya perubahan baik dalam hal permintaan maupun status kemajuan pekerjaan.
  5. Menelusuri kemajuan pekerjaan secara dinamis.
Aturan Johnson
Aturan Johnson bisa digunakan untuk meminimalkan waktu pemrosesan untuk mengurutkan suatu kelompok pekerjaan melalui dua fasilitas.
Tahap Aturan Johnson:
  1. Semua pekerjaan harus dicantumkan dan masingmasing waktu yg dibutuhkan oleh sebuah
mesin harus ditunjukkan
  1. Pilih pekerjaan dg waktu aktifitas yg paling pendek
  2. Sekali suatu pekerjaan  telah  dijadwalkan, sisihkanlah pekerjaan itu
  3. Terapkan tahap 2 dan tahab 3 ke perkerjaan yg tersisa, bekerja kea rah pusat urutan itu
Keterbatasan Aturan Yg Berbasis Sistem:
  1. Penjadwalan adalah dinamis dengan demikian aturan perlu untuk direvisi menyesuaikan
perubahan-perubahan dalam proses, peralatan, bauran produk dst
  1. Aturan tidak melihat ke hulu atau ke hilir, sumber daya yg menganggur dan kemampatan sumber daya di departemen yg lain mungkin saja tidak diakui
  2.  Aturan tidak melihat lewatnya dari tanggal jatuh tempo
Penjadwalan Kapasitas Terbatas
Penjadwalan kapasitas terbatas (finite capacity scheduling) adalah penjadwalan jangka pendek  yang terkomputerisasi untuk mengatasi kelemahan sistem yang berdasarkan aturan tertentu dengan menyajikan perhitungan interaktif secara grafis kepada pengguna data (users).
Selain pilihan aturan prioritas saat ini sejumlah sistem FCS juga mengkombinasikan  “sistem pakar” atau teknik simulasi dan memungkinkan penjadwal untuk membebankan biaya pada berbagai pilihan yang berbeda. Penjadwal memiliki fleksibilitas untuk menangani situasi apapun termasuk perubahan pesanan, pekerja, ataupun mesin.
Data awal untuk sistem penjadwalan terbatas biasanya merupakan output dari sistem MRP. Sistem ini seketika memberikan informasi kepada perencana ketika material dibutuhkan, mengabaikan masalah dalam hal kapasitas.  Dan output dari MRP dikombinasikan dengan perputaran arsip, batas waktu, kapasitas pusat kerja, peralatan, dan ketersediaan sumber daya lainnya untuk akhirnya menghasilkan data yang dibutuhkan oleh FCS secara efektif.
Teori Batasan
Teori batasan adalah suatu ilmu yang berkaitan dengan segala sesuatu yang membatasi kemampuan organisasi untuk mencapai tujuannya. Batasannya dapat berupa bentuk fisik (ketersediaan proses produksi atau karyawan dan bahan baku atau persediaan). Throughtput atau volume adalah suatu konsep penting dalam sistem operasi yang dimana jumlah unit yang diproses melalui fasilitas dan terjual.
Mengelola batasan-batasan, yaitu :
  1. Mengidentifikasi batasan.
  2. Membuat rencana mengatasi batasan.
  3. Memusatkan tujuan pada sumberdaya setelah membuat rencana batasan.
  4. Mengurangi dampak selanjutnya dari batasan yang telah dituju.
  5. Setelah batasan telah teratasi dengan baik, lakukan identifikasi batasan baru.
Batasan-batasan ini digunakan dalam perusahaan manufaktur dan perusahaan jasa.
Sistem kerja pada bottleneck adalah batasan yang membatasi output produksi dan memiliki kapasitas yang lebih sedikit dibandingkan pusat kerja sebelumnya atau berikutnya nanti. Dikarenakan bottleneck mengahambat laju volume dalam produksi. Dan pada konsekuensinya sistem ini terdapat dalam proses, sebagai contoh terdapat pada rumah sakit, rumah makan, hingga ke dalam sebuah pabrik.
Beberapa teknik menghadapi sistem bottleneck :
1) Meningkatkan kapasitas pada batasan.
2) Memperhatikan SDM yang digunakan dan memusatkan kerja yang menyebabkan terjadinya suatu batasan.
3) Membuat perputaran berulang, prosedur pemrosesan, atau subkontraktor alternatif  yang lebih baik.
4) Memindahkan pemeriksaan dan pemgujian ketempat lain sebelum terjadi bottleneck, guna mengurangi cacat potensial.
5) Menjadwalkan throughtput untuk menyesuaikan kapasitas saat terjadinya bottleneck, yakni mengurangi pemusatan kerja pada kegiatan yang berisiko terjadinya bottleneck.
2.7   Penjadwalan Produksi Berulang
Produsen berulang ingin memenuhi permintaan pelanggan, mengurangi investasi persediaan, mengurangi ukuran lot dengan peralatan dan proses yang ada. Sebuah teknik untuk mencapai tujuan ini adalah menggunakan sebuah jadwal penggunaan material bertingkat. Penggunaan material bertingkat berarti penggunaan lot yang lebih sering, berkualitas tinggi, dan berukuran kecil yang berperan untuk produksi just-in-time.
Kelebihan penggunaan material secara bertingkat
  1. Mengurangi tingkat persediaan yang membebaskan modal untuk penggunaan yang lain.
  2. Mempercepat volume produksi.
  3. Memperbaiki kualitas komponen sehingga meningkat kualitas produk
  4. Mengurangi kebutuhan luas lantai
  5. Memperbaiki komunikasi pekerja sebab mereka menjadi semakin berdekatan.
  6. Melancarkan proses produksi karena lot yang besar tidak “menyembunyikan” permasalahan.
Anggap sebuah produsen berjalan menjalankan batch bulanan yang berukuran besar: Dengan menggunakan jadwal penggunaan material bertingkat, manajemen akan dapat memendekkan siklus bulanan ini menjadi siklusn mingguan, harian, bahkan siklus per jam

1 komentar:

  1. terima kasih banyak atas informasinya,sangat berguna bagi penulisan paper saya

    BalasHapus